Selasa, 24 Juni 2014

syarah

setelah kukatakan, tadi ikanku dimakan kucing. adakah seorang pendengar yang menangis. bila ada, apakah seseorang tersebut sedang menangisi ikanku yang kubilang tadi dimakan kucing. apakah akan kutanyakan, kenapa, kepada seseorang yang sedang menangis, atau lebih baik kutunggu sesaat hingga tangisnya reda. atau aku hanya akan berkata, ah sudahlah, lupakan saja, tidak penting sama sekali. atau akan kukecam kecengengannya dengan kalimat tajam semacam, untuk apa kausia siakan air mata, bisa saja aku hanya menatap dengan pandangan merendahkan ke arah matanya yang basah.
ah, alangkah senangnya bahwa tak pernah kupikirkan panjang panjang sebelum kulontarkan perkataan yang manapun. alangkah beruntungnya aku bukan sesiapa yang mengatakan apa yang sanggup mengubah keadaan.
sebaliknya sebagai pendengar, betapa girangnya bila suatu ketika kutemukan seseorang yang mampu membuatku menangis atau tertawa setelah kudengar perkataannya. mungkin aku akan merasa hebat, peka, peduli dan mau mengerti masalah orang lain. betapa mengharukan, saat aku menangis atau tertawa, mendengar kenyataan yang untukku tidak benar benar nyata*