Selasa, 10 Juni 2014

serenade

jangan percaya pada segala yang kukatakan. aku cuma sedang mabuk kepayang. padamu yang menggerakkan ranting, mempercantik dedaunan, mewarnai bunga bunga, memasakkan buah buahan, memindahkan awan, menuangkan hujan. semula kukira semua hanyalah karena tuipan angin dan pergantian musim. ternyata aku salah. kau ada di sana, selalu, tanpa lelah berusaha merayuku.
dan kini, setelah aku tergila gila, kau belum juga menampakkan wajah. kau seharusnya tak percaya, seseorang bisa jatuh cinta sebelum berjumpa. lantas kau mesti bertanya, bagaimana aku tahu, itu karena kau, bukan ulah angin atau datangnya musim. tanya saja, pada pohon pohon itu.
aku sedang mabuk kepayang. aku curiga, kau juga mencuri akalku, untuk kautukar dengan imajinasi. kurasa memang begitu, hingga kepalaku serasa seluas keliling bumi. agar kau bebas berlari dan sembunyi, sementara aku tak letih mencari. kau senang melihat rona merah di wajahku, terbakar matahari. kaunikmati debar jantungku, ditabuh rindu.
kukatakan berulang, aku cuma sedang mabuk kepayang. padamu yang meniupkan kata kataku sesejuk angin lalu. maka, jangan percaya pada segala yang kukatakan. aku cuma sedang mabuk kepayang. kau jadikan tubuhku seringan bulu, terbang sembarangan, mudah hilang dan dilupakan.
apalah artinya perjumpaan. aku menggumam, selama masih mabuk kepayang*