Selasa, 24 Juni 2014

*

manusia manuisa masa lalu selalu khawatir langit akan runtuh menimpa kepala mereka suatu ketika, mengubur seluruh daratan dan laut. adakah yang lebih logis. karena tak ada yang pernah melihat penyangga langit hingga sekarang. langit mengapung atau melayang, seperti selamanya. kemudian manusia menyadari bumi tidak datar, bundar, juga melayang meski tidak bebas. dan langit bukan selubung yang dapat mengkerut atau mengatup, tak mungkin runtuh. maka manusia kehilangan kekhawatiran besar, terpaksa mencemaskan segala yang tidak standar. kalau ada alasan bagus untuk belajar dari masa lalu. adakah yang sanggup mengajari cara mengingat kekhawatiran terbesar yang ternyata kemudian terbukti sangat tidak masuk akal. keruntuhan langit, bagaimana caranya membangkitkan imajinasi kengerian tertimpa sesuatu yang begitu luas tak bertepi, sesuatu yang warnanya dapat berganti ganti, sesuatu yang tinggi, sesuatu yang belum pernah didatangi, sesuatu yang tidak terjamah. terbang setinggi apapun, di luar angkasa sekalipun, tidak ada yang pernah mendekati langit. langit benar benar ada atau hanya sebuah nama*