Kamis, 26 Juni 2014

?

kenapa kaubiarkan aku terus menulis. kau sangat puitis. aku pahit. lidahkah, jiwakah, hati atau jantungku, yang paling pahit. kau teramat manis. aku ingin habis, seperti puntung sigaret di asbak itu, berbaring dekat lembut dan hangat abu. mengenang jari tanganmu menjepit dan menyulutkan api, bibirmu mengapit, dadamu menghisap, darahmu hangat, hembusanmu mantap. cuma itu. aku mau mesum, biar kau senyum, atau segera menginjakku sampai remuk. apakah surga senikmat orgasme*