Senin, 14 Januari 2013

selembar boneka salju

Boneka salju tersenyum menatapku. Seperti semua boneka salju membeku dan terpaku dalam sebuah gambar. Dua gumpalan putih. Bulatan kecil di atas bulatan besar. Kepala di atas tubuhnya. Topi bekas warna jingga. Pahatan kedua mata dan bibirnya yang melengkung serupa dasar perahu. Hidungnya umbi sayuran berwarna jingga. Sepasang lengan dan tel;apak tangan terbuat dari dua batang ranting, menancap di sisi kiri dan kanan tubuhnya. Selembar syal tua, berpola garis garis hijau dan merah melilit batas kepala dan tubuh boneka salju.
Boneka salju terlihat sungguh sungguh menatapku. Seperti guru taman kanak kanakku. Menimbang dengan cermat sekaligus tergesa gesa. Sebelum memutuskan hendak membubuhkan stempel yang mana. Bunga, matahari, kelinci, ayam atau gajah pada kertas gambarku. Ia ingin bijaksana, tidak gegabah. Tapi tergesa gesa, seolah olah cemas tangannya patah atau terjatuh, sebelum kepala dan tubuhnya meleleh membasahi kertas dan tanganku*