Jumat, 18 Januari 2013

phobia



Kota mirip corong raksasa yang bekerja tanpa jeda. Menyampaikan pesan, ajakan, pasal pasal undang undang. Undangan pesta dan kabar duka. Semua mahluk yang bisa bicara dan mampu menggunakan bahasa berebut mendekatkan corong raksasa dekat bibirnya. Ingin suaranya menggetarkan seluruh bangunan, jalan, jembatan, beserta tiang tiang penyangga apa saja, hingga meresap ke dalam tulang.
Rasa ngeri merayapi tubuhnya. Suara teriakan tanpa corong saja membuatnya sakit kepala. Corong raksasa yang sedang bersuara pasti akan membuat tubuhnya lemas sepenuhnya. Akan lebih baik kalau ia terjengkang sampai pingsan waktu suara pertama terdengar ketimbang sadar dalam ketidak berdayaan dan rasa sakit yang amat sangat. Ia mengeluh diam diam, dibiarkannya umpatan dan lolongannya kecewa tak terpakai lidahnya.
Ia menunggu dengan sungguh sungguh, berharap penuh atap dan dinding rumahnya bersedia runtuh, mendekapnya, melindunginya dari bunyi memekakkan yang sesaat lagi akan menyerbunya, datang bersama terang yang mungkin akan membutakan matanya*