Kamis, 24 Januari 2013

guk guk

Aku senang menjadi anjing. Katakanlah dengan geram, aku anjing. Kau tahu aku senang kau tahu aku pantas sebagai anjing. Bicara dengan suara keras, gaduh, meneriakkan satu kata berulang ulang sambil mengibaskan ekor kuat kuat. Tanda aku sedang senang dan bersemangat. Setiap saat kau memanggil, menyebut namaku, anjing. Aku senang menunggumu setiap hari di tempat yang sama, dengan posisi tubuh yang sama, menatap ke satu arah di mana kau akan datang.
Mengajakku bermain, kaulemparkan sebatang ranting untuk kukejar dan kutangkap dengan taring, kuserahkan kepadamu kembali. Lalu menanti kau berkata dengan mesra, anjing pintar. Aku gembira, meloncat, menyalak, mengibaskan ekor. Berharap tanpa berkata kau mau mengajakku bermain lagi. Aku anjing yang senang menjadi anjing yang kaupungut waktu aku masih sangat kecil, dari sebuah pojok sepi yang dingin. Aku anjing pintar yang senang mengejar dan menangkap ranting yang kaulemparkan waktu kita bermain*