Kamis, 24 Januari 2013

putih

Aku mengenang lingkaran hitam di bawah matamu. Dengan rasa ringan dan hangat keputus asaan. Kini aku mengerti rasanya menjadi abu, ringan, hangat, menumpang udara mendekati lubang hidungmu. Aku tidak yakin, maka tidak mungkin, ingin tinggal selamanya bersama setumpuk batang sigaret pendek pendek. Tidak menyimpan ingatan tentang caramu mengapit, dengan jari jarimu, menerbangkanku ke bibirmu. Mestinya aku terbakar hingga tak bersisa, bukan abu, bukan penghuni ceruk kosong di mejamu. Aku tidak lupa sedikitpun cara hidupku, mencintaimu, ingin mencintaimu, mencintaimu, tidak ingin mencintaimu hanya sampai di situ. Sampai menjadi abu, ingin mencintaimu, mencintaimu*