Kamis, 03 April 2014

selembar cermin di mata air

aku dapat menjadi ember atau gayung. gelas atau baskom. mengisi semua yang kosong. memenuhi yang terisi. jatuh atau mengalir, menyusup atau menerjang. luas atau sempit, dangkal atau dalam, deras atau menetas pelan. kurasa tak ada yang serba bisa macam aku di seluruh alam semesta.
kau tidak serba bisa. kau hanya tak punya pilihan untuk tidak menjadi apa adanya.
tak ada kehidupan bila aku tak ada.
kau juga tak ada bila tak ada kehidupan.
ah, itu hanya membalik susunan kata. akal akalan licik dari sekeping wajah tak berdaya.
hahaha. terserah. kau boleh merasa serba bisa selamanya. memang begitu. kau satu satunya yang tak sanggup menghentikan segala yang telah ada dari semula.
sempurna. dari semula mestinya segalanya sempurna. seperti aku. tak menahan diri, tak menjadikan diriku sia sia dengan berdiam diri.
tepat sekali. kau tak pernah dapat berhenti. rapuh, selalu gelisah, menyergap, menyeret, menenggelamkan, meninggalkan, menyingkirkan, mengacuhkan apa saja. kau hanya tahu cara peduli kepada dirimu sendiri. terburu buru datang dan pergi, dari waktu ke waktu, dari satu tempat rendah ke tempat lebih rendah lainnya. tak dapat sejenak saja bertahan di ketinggian. sebuah ceruk kecil saja cukup membuatmu menjadi sebuah genangan yang cuma bisa diam menanti udara dan cahaya menjadikanmu tiada. kau tak mampu membebaskan dirimu, tak bisa berkelit dari cengkeraman hukum alam.
gemuruh sekali bicaramu, tak dapat kudengar kata katamu. kau basah kuyup, hampir hanyut atau hancur.. keringkan dulu tubuhmu, tenangkan dirimu. katakan apa saja yang ingin kaukatakan padaku sekali lagi, agar aku paham. meskipun tak layak, akan kudengar agar kau senang. bagaimanapun kita teman seperjalanan.
jangan pura pura tuli atau tidak mengerti.
oh, aku sungguh sungguh peduli. kau payah sekali. tajam namun tak berdaya. kau bikin aku iba.
jangan pura pura baik.
kau tak percaya atau buta, ini aku apa adanya.
kau pura pura atau sungguh sungguh payah. aku menyerah. lihat saja dirimu dari mataku, bahkab sekujur tubuhku. dapat kaulihat dirimu apa adanya, menikmati apa saja yang ada padamu sepuasnya. kerjakan saja hingga aku pecah. jangan heran bila ternyata semua yang kaulihat sirna saat aku telah tiada*