Kelak, jalan jalan akan mengerumuni panggung boneka. Semua
jalan, tidak diam. Bersemangat memetik
sayur, menyusun sisik ikan di atas banggkai kapal. Nanti, pada waktu kaubuka
buku, setelah menuntut semua jendela menunjukkan dunia, dan pintu pintu memakai
baju. Pacarku mencuci tangan setelah makan lantas berdoa, sebelum mengunyah
angin nakal yang kelelahan membolak balik halaman. Kubasuh wajah, hati hati,
menyisakan sebutir tahi lalat. Coklat dan bundar serupa kue dolar.
Sepasang ikan tidur pulas beralas piringan hitam. Bach,
betinanya mengigau mesra. Sirip jantannya bergetar, ekornya berkecipak riang.
kucing muda membelalak matanya, kaki depannya maju mundur, naik turun mirip
sebatang rumput yang patuh. Hingga meletus balon merah jambu. Menjatuhkan gula
gula dan lagu lagu.
Rambutmu merdu, kataku manis untuk pacarku. Tahu tahu bumi
bumi runtuh*