Selasa, 08 April 2014

*

aku bermimpi, terbangun pada suatu pagi tanpa sinar matahari. kusangka aku bermimpi, mustahil, sebuah pagi tanpa sinar matahari. tapi aku telah terjaga, membuka mataku, memandang ke luar jendela. tidak segelap yang kucemaskan, dan memang sebuah pagi adalah pagi, dengan atau tanpa sinar matahari. suatu hari yang mungkin akan kulewatkan dengan bersantai sepanjang hari. di dalam kehangatan dan terang rumahku. banyak yang dapat kukerjakan, berbenah, menyelesaikan apa saja yang belum tuntas, pokoknya banyak. tak ada salahnya walaupun tak mengerjakan apa apa. tak ada yang akan mengussikku, berkata, sudah pagi, sudah waktunya memulai hari, mengerjakan rutinitas pagi hari. aku boleh berbaring di tempat tidur selama mungkin tanpa khawatir mengacaukan rencana apapun. bahkan, aku dapat tidur lagi setiap saat dan sepuas hati. sebuah pagi seakan akan bukan pagi bila tanpa sinar matahari.
setelah menggeliat, kurasakan kesegaran menyusup ke dalam tulang. benar benar terasa pagi meskipun tanpa sinar matahari. akan kunikmati hari ini, kuhembuskan udara, kupejamkan mata. menyenangkan.
bagaimana kalau ternyata aku bermimpi, tiba tiba terlintas dalam pikirku. kubuka mataku menatap ruang yang terasa sejuk dan tenang dalam kegelapan yang tidak pekat. mataku mengerjap beberapa kali, sengaja agar aku tambah percaya semuanya nyata.
alangkah leganya, ketika tiba tiba kusadari, tak ada salahnya sebuah pagi tanpa sinar matahari. jika demikian kenyataannya, tak boleh kuragukan hari ini. bersyukur lebih baik, satu hari yang diawali dengan sebuah pagi tanpa sinar matahari sama sekali tidak buruk, malah sanggup menyejukkan dan menenangkan seisi dunia. tak ada seorangpun bermimpi tanpa tidur. aku jelas baru saja terbangun. pagi ini nyata. di luar jendela langir redup menantiku, butir embun tentu masih berayun di daun. pepohonan tampak sedamai dan sesunyi malam hari. tapi ini pagi, kuhela udara sepenuh dada. alangkah nikmatnya, aku ingin menulis pada catatan kecilku, cuaca semakin ramah, tapi nanti, setelah aku puas bermalas malasan, menikmati pagi tanpa sinar matahari*