Minggu, 20 April 2014

*

telah kukerjakan berulang kali. meninggalkan yang pernah kudatangi. menjauh dari yang pernah kudekati. dangkal. hanya di permukaan, tapi terasa cukup. serupa cara mengukur kedalaman laut, tanpa perlu menyelam sendiri sampai ke dasarnya. cukup tepat. cukup sudah. kenyataan tak beda jauh dengan cerita atau skenerio film buruk, endingnya dapat ditebak dengan benar. mengecewakan, tentu juga membosankan. semuanya sama, sekumpulan ide atau manusia yang merasa sanggup menata ulang dunia, awalnya menolak kemapanan, setelah kehancuran mendirikan kemapanan baru yang pantas dilawan dan dihancurkan oleh yang belum mapan. apakah pesimis atau skeptis. masa bodoh. memang begitu.
kecuali satu, tentang kau. tak tergoyahkan.
segala macam ritual yang pernah kukerjakan membuatku muak. tapi kau tak dapat kutinggalkan.
kau satu satunya yang membuatku muak kepada diriku.
tak ada penawar, atau belum kutemukan.
aku selalu datang, ke manapaun kau ada. mendekatimu tanpa pernah sanggup menduga caramu menyentuhku. aku muak pada diriku, karena belum berhasil mengukur kedalamanmu. memang begitu. seperti ide manusia tentang hati, dalamnya laut dapat diduga, dalamnya hati selalu misteri.
tapi kau bukan hatiku, kau adalah yang sanggup mengukur dalamnya hatiku, kalau aku punya hati. kau satu satunya yang tahu pasti. jadi, untuk apa menuliskan ini. aku punya jawaban, amat banyak. yang pertama tentu karena aku dapat menuliskannya. tentangmu. manusia senang mengerjakan apa saja yang dapat dikerjakannya untuk menyenangkan dirinya sendiri.
kau tentu sangat mengerti, aku perlu menuliskan ini. untuk diriku sendiri.
aku tak akan meninggalkanmu, karena tak dapat meninggalkanmu. kau menghadangku di semua arah, atau akulah yang tak tahu arah mana yang kau tak ada.
menjengkelkan, akhirnya seperti yang telah kukatakan, memuakkan. katakan, bagus sekali, untukku.
aku merasa dapat menjadikan segalanya lebih baik. katakan, coba lagi. untukku saja. karena aku sedang menulis tentangmu.
bacalah baik baik. kau membuatku merasa lebih baik. segala pertanyaan yang tidak pernah kau jawab. kau tahu aku tidak sungguh sungguh butuh jawabanmu. aku cuma mengejakan apa yang dapat kukerjakan untuk mneyenangkan diriku sendiri. wajar, persis semua manusia.
kenapa mereka tidak seperti aku saja. kenapa kau menahan diri atau berdiam diri melihat menusia merasa berjasa mengerjakan apa saja yang dapat dikerjakan untuk menyenangkan dirinya sendiri. kenapa kau tidak menyadarkan seorangpun, kau biarkan semua manusia berjalan berputar putar memuja keabadian. kenapa. kenapa. kenapa kau memikatku dengan embun, bulu unggas, telur, sisik ikan, dan segala yang kulihat dengan mataku sendiri.
ini tak akan cukup. akan kubuat buku besar tentang kau. mungkin bisa bikin kau muak hingga mengusirku. mungkin akan meredakan muak pada diriku. mungkin akan berlanjut*