Selasa, 08 April 2014

*

semua yang buruk buruk itu menjagaku dari serangan jantung. semua yang baik baik itu menyuruh, merayu, memaksa jantung menyerangku. bagaimanapun, aku tidak tahu apa yang ditanggung darahku, terpaksa mengalir menyusuri nadi nadiku. tak berhenti, tak mencari, cuma mengalir sampai mati. seperti kuli. mondar mandir mengantarkan ini itu yang bukan urusannya. aku harus lelah, mengeluarkan pernyataan simpati sekaligus empati kepada darah. darah memang bukan manusia, tapi tak ada darah menjadikanku bukan manusia. aku tak mau jadi negara, tak mau menjadi tanah tumpah darahku. lintah berpesta. membingungkan.  tak ada pegangan. tak ada tiang berdiri pada altar. jantungku diserang rindu, menumpang kapal layar setelah menggambarnya di dinding. tanpa air, tanpa aliran tanpa gelombang. lautnya kukeringkan, kupadatkan, kuwarnai putih tulang. tanah merah, tanah tumpah bunga. menerbangkan serangga. musim yang ramah. jantungku sesunyi rumah kerang, kosong, penghuninya telah tumbuh membesar. menempati bangkai bohlam yang terjatuh dari bulan kemarin siang*