Jumat, 04 April 2014

hasrat dan hujan

aku tahu apa yang kumau, lalu ia jatuh.
aku mesti berteduh, berjalan cepat ke tepi jalan, mendekati bangunan.
kau tahu apa yang tidak kaumau, aku menggigil dipeluk angin.
takdir mencibir ke arah langit.
ia melihatku, pasrah, atau menantinya lelah lalu menyerah.
kuulurkan sebelah tangan, menyentuhnya, kubiarkan lengan bajuku basah.
aku tidak tahu apa yang kumau, menutup telinga dengan tangan basah atau mendengarkan guntur setelah kilatnya mengirimkan isyarat.
langit membentak takdir. sesaat ia terlihat terang, berjatuhan.
telingaku basah, sejuk menjalari seisi kepalaku.
aku mau sepertinya, jatuh, lalu jatuh.
ia tahu, tidak berteduh di bawah reruntuhan.
takdir terseret angin.
ia melihatku lelah lalu menyerah padanya*