Jumat, 04 April 2014

*

mau lari ke mana lagi. semua lorong sudah sembunyi. aku bengong, ini dia sebuah celah. aku leleh. masa iya semua tulang mudah lumer. berapa derajat suhunya. berapa derajat sudutnya. untuk mengubah tubuh jadi abu. orang orang tersayang, cuma yang tersayang yang membakarmu. aku jelas mati. sebelum dijilati api. agar tak jadi daging panggang kematangan, apinya mesti menyala hebat juga lama. mati itu tidak mencintai, tapi dicintai. oh, betapa adilnya api. aku tidak lihat api berjingkrak jingkrak mendapatkan teman untuk dimakan. kau bebas, boleh tidak berlari. aku bersin di dalam mimpi, di dalam peti, melihat kau diam, mengusap hidungmu. saputanganku juga sembunyi di dalam kantong celana. memeluk setengah batang coklat yang membasahi paha. mimpi indah, laut mati, kau api, aku lorong tersembunyi. berapa anjing mendengking, nyaring menjaring keheningan yang sedang belajar berenang*