Jumat, 23 Agustus 2013

*

ketika kehilangan waktu dan kedipan bintang itu. mataku menjadi puisi untuk memancing segenap caci maki. yang lebih mesra dari semua syair. apakah ada dusta yang indah, yang terindah. kecintaan punggung tak bersayap kepada angkasa. kekanakan ya. bisakah menyaingi celotehan bayi. ketika menghirup tengkuknya membuatku menjadi induk, memiliki sepasang tanduk. lonceng perak bersuara jernih berdering setiap kali kugerakkan kepala. sebelumnya tak pernah kutahu ada yang mau memberi segalanya, segalanya yang tiada dipunyai. kekanakan ya. gunung tidak pernah merayakan ulang tahun. tidak bergabung dalam naungan api unggun. waktu senggang akan datang. sekedip bintang. jamur panggang menghapus kelaparan. di dekat mata air tak ada cermin. jernih mengucur, berbusa, gelembung pereda dahaga*