Kamis, 08 Agustus 2013

*

siapa sedang berperang malam ini. letusan dan ledakan membahana menyerbu telinga dari segala penjuru kota. suara tak mengoyak apa apa, kecuali lamunan atau keheningan. begitukah cara mereka merayakan kemenangan, dengan berisik. aku suka sekali. sesuatu yang mengusik keheningan terasa menarik. beraninya ledakan dan letusan bersaing dengan suara angin. angin menyingkir, memasuki kepalaku lewat semua celah yang ada. tidak membuatku merasa masuk angin. betapa keras kerja dunia untuk membuat kesan meriah. langit juga diusik dengan semburan cahaya warna warni berkali kali. siapa mengira tak ada mahluk sebebal dan sedungu aku. yang tidak tertarik untuk meletuskan atau meledakkan apapun untuk menyatakan kemenangan. bahwa suatu ketika perang bisa bersuara sangat dahsyat tanpa jatuh korban, tanpa menumbuhkan pahlawan. sebenarnya saat ini tuhan dan setan sedang berjabat tangan untuk mengakhiri genjatan senjata. besok pagi perang akan dilanjutkan lagi. siapa pemenangnya, sudah pasti bisa ditonton di televisi setiap hari, ratusan kali. satu hal, perang paling mematikan berlangsung tanpa suara, pada semua jeda. suara suara tidak bermakna, serupa peribahasa tong kosong nyaring bunyinya. tidak semuanya. kalau tong kosong berdiam di rumah kosong, sunguh kosong, tak ada satupun mahluk hidup di dalamnya, mestinya tong kosong tidak berbunyi sama sekali. mudahnya menjadi tidak peduli semudah bersimpati. tak ada penghalang untuk melompati batas yang tiada. menyenangkan atau menjemukan, sebaiknya tetap dirayakan*