Kamis, 01 Agustus 2013

*

angin menggigil waktu kukatakan kutiupkan bisikan, kau dingin. rasakan, kau dingin. kasihan kau tak bisa merasakan hembusanmu sendiri. kau yang menggigil, aku yang dingin. macam konsep keadilan yang bergetar pada spanduk, berjalan beriringan menemui kawat. di mana rasamu. rasaku di sana, menjadi jubah maharaja yang telah kuperdaya. telanjang sambil menyalakan ketulusan jiwa, menyangka berbusana paling indah. alangkah sulitnya membersihkan noda coklat pada wajah bayi. semua bayi selalu merasa bersih, murni dan menawan dengan segenap coreng moreng melekat di wajah, leher, lengan, tangan, tungkai, telapak kaki. di mana lagi. di mana saja bisa kujumpai. angin menggigil di dekat salju. angin menggigil mendekati api. menggigil untuk setiap kematian tak terganti, tidak pula menukar satu detik dengan detik kedua. angin menggigil tak kenal dingin. kutumpahkan sampah, sebelum atau sesudah kupatahkan. kursi roda menggelindingkan angin dalam roda rodanya. lubang telinga menelan gigil demi gigil angin. angin tak kenal dingin. boneka salju menjilati lidah api. lezat sekali jika tak ada mati*.