Jumat, 02 Agustus 2013

*

untuk manusia, alangkah mudahnya terjerumus ke dalam lubang yang sama. keledai saja bisa. manusia mana sudi ;lebih pandir dan tidak becus dari keledai, dalam hal berjalan melewati lubang atau terjatuh ke dalamnya. nasehat seorang tua sambil menahan liurnya.
orang orang manggut manggut, mengangkat lengan. mengirim isyarat hendak bertanya.
silahkan yang duduk paling belakang, sebutkan nama, usia dan pekerjaan. sebelum bertanya.
tapi kenapa untuk bertanya saja mesti menyebutkan identitas.
bukan untuk bertanya, untuk mendapat jawaban tepat, persis seperti yang ingin kaudengar.
kalau begitu aku sudah tahu, tak perlu bertanya lagi.
penanya berikutnya, silahkan.
nama bla bla bla. usia bla bla bla. pekerjaan bla bla bla. siapa nama keledainya, berapa usianya, apa pekerjaannya.
kini orang tua mengangguk angguk, pertanyaan bagus.
tepuk tangan gegap gempita memenuhi gedung. bukan hanya tangan tangan manusia yang bertepuk. juga semua muka binatang yang tiba tiba terlihat muncul dar bawah meja dan kursi, dari balik peti peti logistik yang tertata penuh selera di sekitar panggung.
ada yang berulang tahun.
lagu panjang umur. binatang binatang melepaskan wajahnya untuk meniup lilin.
acara selanjutnya potong kue, melahap potongan masing masing.
keledainya tidak kebagian potongan kue karena tidak menghadiri pesta.
tak ada yang ingat untuk bertanya.
orang tua bermurah hati. di sela semangat mengunyah, orang tua mengatakan logika searah tema percakapan yang mengewali segalanya, kita tunggu saja sampai keledai berhasil keluar dari lubang, hakekat seekor keladai akan membawanya segera terperosok kembali di sini.
tepuk tangan bergemuruh kembali*