Selasa, 04 Februari 2014

*

siapa yang ingin mendengar ucapan, tak akan kulupakan, akan selalu kuingat. bodoh benar.
ingatan serupa letusan senapan, lupa adalah lubang perlindungan. mengingat beresiko cacat, lari dan sembunyi ke dalam lubang memberi beberapa peluang, mencatat gelap, menanti saat senapan kehabisan peluru sambil menggumam, berdesakan dalam diam, berpelukan, jika nekad boleh juga berciuman. setelah memilih lubangnya dan memutuskan, sempit atau lebar, sendirian, berdua, atau bersama beberapa orang.
sebelumnya, mesti lebih dulu punya nyali untuk berucap, tak akan kuingat, berkali kali pasti kulupakan. bodoh benar. yang bernyali seharusnya siap mati. jika saja setiap penembak cukup jitu membidikkan moncong senapannya, hingga setiap peluru segera bersarang di jantung korban*