Minggu, 13 Oktober 2013

*

yang tersesat tidak kehilangan jalan, tapi ingatan.
yang terasing tidak kehilangan teman, tapi percakapan.
yang terserak tidak kehilangan tempat, tapi tambatan.
lantas, apakah pemahaman di atas membuat perbedaan. kalau tidak, tidakkah lebih nyaman bagi kepala, bibir, dan tangan untuk berjalan diam diam, melewati tiang demi tiang yang berdiri di sepanjang tepian jalan. setiap puncak tiang akan menyala pada waktunya, menerangi jalan, wajah dan kandang yang memudar oleh gelap. tersesat, terasing dan terserak meresahkan sang gembala, bukan domba dombanya*