Jumat, 18 Oktober 2013

*

ketika usiaku sembilan puluh tahun, kalau masih ada teman berbincang pada satu sore yang gerah. aku bertanya tanya apa kira kira yang akan kami percakapkan. ketika tulang tulang telah merapuh, daging mengisut, kulit keriput mengering, mata buram, jari jari bergetar. apakah ada yang masih penting untuk didengar dan disuarakan. dapatkah kuketahui saat ini. apakah yang mungkin masih berarti  aku merasa mesti tahu sekarang. entah bagaimana, kurasa akan jauh lebih menyenangkan kalau aku tahu. agar bisa kuhabiskan lebih banyak waktu untuk merenungkannya hari ini. tentang isi percakapan seorang perempuan yang telah hidup begitu lama, berkata kata begitu lama. namun belum juga kehilangan minat bicara, atau teman bicara. anehnya, kudengar kata cinta bergema gema. tanpa penjelasan. mungkin aku sedang berusaha sekeras biasanya untuk percaya ada sebuah kata yang tak pernah dipudarkan usia. kuharap aku tidak lupa. berapa banyak sore yang pernah kuacuhkan. betapa kegerahan menjadi sesuatu yang sanggup menghapus kenikmatan bersama dan memikirkanmu. betapa akan menerawang pandangan mataku ketika mengenang kebodohanku memilih kata. jika kumiliki kuasa meralat peristiwa, kemarin, sekarang atau yang akan datang, tidak akan kukerjakan. hanya buang buang waktu untuk mengusik lamunanku. terlalu banyak salah kata. matamu seolah berkata. tanganmu berkeringat, lenganku lengket. ruangan acak acakan. bunyi kaki kaki berkejaran, teriakan dan tawa dari balik dinding. mataku memburam, jari jariku bergetar, aku merasa kau sedang menggenggam tanganku, menarik tubuhku. setengah berlari, kaubawa aku mendaki. menerobos semak dan ranting. beberapa helai daun patah terseret kita. kupejamkan mata sesaat kemudian kubuka. kau ada. aku ingin bertanya, dapatkah kau dengar, gema kata yang sama. bertahun tahun kemudian aku akan sangat senang tidak sempat bertanya. buang buang waktu untuk mengusik lamunanku. sudah dekat, matamu seolah berkata. aku terengah, lelah menahan tawa. sembilan puluh detik lamunan sepanjang usia. aku ingin berdoa*