Kamis, 27 Juni 2013

oase

cinta membutakan mata. kebencian membukakan mata. karena cinta kapada tuhannya manusia seolah buta. kebencian kepada iblis menjadikan manusia melihat dengan jelas. segala yang tampak tidak berarti kecuali untuk yang hendak melihat. hamparan pasir terbentang tanpa tepi sama sekali tidak bermakna dibandingkan seceruk air yang dirindukan para pejalan di gurun pasir. manusia lebih suka memicingkan mata untuk menemukan yang tiada dari pada melebarkan pandangan menikmati yang ada di sekitarnya.
kecintaan kepada tuhan membuat manusia tak dapat melihat tuhan apa adanya. kebencian kepada dunia menjadikan manusia mampu melihat dunia seutuhnya, bahkan bagian bagian yang tidak mudah dilihat.
maka kebencian menciptakan kepastian. kecintaan menghadirkan keraguan, kesamaran, kebimbangan, yang oleh para pecinta disebut kebijaksanaan. benarkah kebijaksanaan. yang datang dari keraguan mestinya ketidak pastian. benarkah kebijaksanaan. aku, manusia ragu dan bimbang, merasa tidak sanggup membencimu, pun seandainya akan menjadi jalan untuk melihat lebih jelas. aku terlalu pengecut untuk mengatakan itu. memilih cinta, caraku melihat dengan buta. dengan ragu ragu mengutuk mataku kalau ia berani menentang kehendakku.
iblis dan seluruh dunia tersenyum maklum ke arahku. kebencianku melihat dengan jelas ketulusan cinta dan luasnya kerinduan mereka tertuju kepadaku*