Selasa, 18 Juni 2013

:)

apa yang kauinginkan untuk makan malam.
aku tidak lapar.
mestinya percakapan berhenti sampai di sini. tapi ini hanya awal dari sebuah perdebatan panjang yang tidak membutuhkan suara atau kata kata. seringkali instrumentalia terdengar lebih indah, jauh lebih indah. jari jari lebih mahir memainkan musik dibanding bibir. karena sentuhannya pada alat alat musik. yang bernyanyi hanya memperdengarkan suaranya sendiri bisa saja sangat merdu. yang memainkan alat musik menyerahkan jiwanya kepada yang lain untuk dimengerti dan diperdengarkan kembali. meskipun kepada alat alat tak berakal. pemain alat musik seolah olah menghidupkan benda mati, alat alat musiknya. pemain musik jmenyayangi selain bunyi bunyian yang dimainkannya dengan alatnya, juga alat musiknya sendiri. alat musik diberi kesempatan menjadi jiwanya, disayangi sepenuh hati. dari semula yang bukan apa apa, dalam sekejap mata akan remuk jika dicampakkan atau terinjak, sesuatu yang tak menyimpan hasrat atau kehendak sedikitpun, benar benar pasrah kepada kekuasaan pemegangnya. ternyata mampu mengubah ruang dan waktu menjadi lebih berharga.
lagu apa yang ingin kaudengar.
first love.
first love yang mana.
yang pertama.
kau mulai bernyanyi. kudengar sunyi. yang pernah jatuh cinta untuk yang pertama kali akan mengingat batapa suara suara berhamburan bersama kata kata, mereka berlari sembunyi karena tak lagi sanggup menyombongkan diri sebagai yang paling pintar menerangkan segalanya.
pemain musik yang jatuh cinta kepada musik tidak membutuhkan syair untuk menyempurnakan setiap lagu yang dimainkiannya.
apa yang kaupikirkan.
tak ada.
semacam jeda yang tidak menghentikan apa apa.
kau ingin aku melakukan apa untukmu.
kau sungguh sungguh bertanya.
tidak.
tak apa.
boneka beruang yang kudekap berbagi rahasia, bagaimana menyayangi seorang manusia apa adanya*