Jumat, 21 Desember 2012

misi

Di teras rumah, kutemukan seekor siput berjalan sendirian. Seperti kemarin. Kusingkirkan ke tanah, dekat pangkal pohon srikaya. Bagi seekor siput, teras rumah adalah tempat rawan bahaya. Banyak yang lalu lalang, bisa terinjak atau tergilas roda si siput nanti. Bukan karena aku peduli, baik hati atau penyayang binatang dan pecinta kehidupan. Hanya saja seekor siput besar yang tewas dengan tubuh dan cangkang berantakan gara gara terinjak atau tergilas di teras rumah akan lebih buruk ketimbang siput besar yang masih hidup dan utuh. Menyelamatkan siput dari ancaman kematian tragis adalah perbuatan yang lebih banyak bertujuan untuk menyelamatkan diri sendiri dari pemandangan menjijikkan. Lain lagi soalnya kalau misalnya si siput sengaja berada dan berjalan jalan di teras rumah untuk menjemput maut. Bisa jadi karena putus asa pada kelambanannya sendiri, mungkin patah hati, mungkin merasa sedih dan sia sia dengan lendir pada tubuhnya. Siapa tahu. Jika demikian tentu akan semakin rumit jalan ceritanya. Penyelamatan yang kukerjakan menjadi penghalang siput mencapai harapannya. Yang macam itu tentu sangat kecil kemungkinannya. Bagaimanapun seekor siput cuma seekor siput, mestinya tidak berharap yang muluk muluk, dan akan baik baik saja berjalan jalan di halaman rumah atau memanjat dahan srikaya*