Jumat, 21 Desember 2012

21122012

Batal kiamat rasanya biasa biasa saja. Dari semula sudah banyak yang menduga kalau kiamat tak mungkin diketahui kapan datangnya. Kiamat tentu jauh lebih dahsyat dibanding hujan yang masih bisa diramalkan datangnya. Meramal hujan saja sering gagal, buru buru kiamat.
Baguslah, aku dan segenap penghuni dunia bisa kembali melanjutkan kegilaan.
Lalu aku mulai berpikir mau bilang apa malam ini, kepadamu yang masih meringkuk di pojok kepalaku.
Bicara tentang hari ini yang sama persis dengan hari lainnya rasanya kurang asyik, tidak cukup untuk mensyukuri tidak jadinya akhir. Lagipula tak ada yang cukup pantas disyukuri tentang dunia yang tidak jadi tamat. Mungkin sebentar lagi aku akan menghanyutkan diri lagi ke dalam kehidupan. Menjadi orang normal yang mengharapkan umur panjang, kesehatan, kesejahteraan, kenyamanan, keamanan, kekayaan dan lainnya yang serupa itu. Menyedihkan ya. Mumpung hari ini bukan hari terakhir. Kalau iya, ini hari terakhir, penyesalan yang kurasakan pasti sangat besar kalau belum kubuang semua harapan. Supaya aku terbang ringan dan kencang menyongsong kehancuran, seperti kembang api*