Jumat, 02 Mei 2014

*

apakah menulis membuat segalanya lebih baik.
tidak. justru sebaliknya. menulis membuat segalanya hilang. keburukan dan kebaikan, tiada. hanya ada susunan kata yang memahami segalanya seperti apa adanya. terutama untuk manusia yang tidak pandai bicara. yang menyimpan ketakutan setara untuk mengatakan kejujuran atau kepalsuan. yang selalu gagal menepis kebimbangan, tidak pernah berhenti meragukan batas angan dan kenyataan.
tentu saja segalanya bersifat personal. tapi kurasa semua membutuhkan teman terbaik sekaligus musuh paling keji. macam macam cara mesti dicoba demi upaya mengisi kekosongan, mengusir kesepian. menjadi yang lain untuk diri sendiri. teman terbaik sekaligus musuh terhebat. yang bersedia selalu ada untuk membela, menjaga, melindungi, yang tidak pernah pergi, selalu mengganggu, meneror, mengancam, menghalangi, menghancurkan hingga luluh lantak siapapun atau apapun yang tidak pernah sempurna. sempurna bukan sempurna bila tanpa ketidak sempurnaan.
menulis tidak membuat segalanya lebih baik. sederhana saja, yang tidak tertulis tidak dapat dihapus. teman terbaik dan musuh terhebat bukanlah teman terbaik dan bukan musuh terhebat jika belum mengerjakan segalanya demi teman dan musuhnya. menulis atau menghapus. setelahnya, tidak ada siapapun atau apapun yang tidak akan pupus. api, air, tanah, dan udara, akan mengerjakan bagiannya pada waktunya. menghanguskan, menghanyutkan, melapukkan, meluruhkan. tulisan tidak mengubah apapun, tidak membuat lebih baik atau buruk. hanya membantu yang bukan api, bukan air, bukan tanah, bukan udara, menemukan teman terbaik dan musuh terhebat. keduanya membuat manusia merasa kuat mengendalikan api, air, tanah dan udara, atau berebut tempat di dalamnya*