Minggu, 11 Mei 2014

"asas praduga tak bersalah"

sejak menyadari hanya mempunyai dua mata dan dua telinga, aku tak percaya pada hitungan dan angka. tidak masuk akal melihat dan mendengar ribuan wajah dan peristiwa dalam waktu yang sama.
saat mengamati wajahku lewat kaca, setelah cukup lama tak dapat kutemukan mata dan telinga lebih dari dua, aku mulai menduga aku punya banyak kepala. banyak kepala kasat mata, setiap kepala hanya nampak bila dilihat dan didengar oleh mata dan telinga yang melekat padanya. banyak kepala, masing masing memiliki sepasang mata dan sepasang telinganya sendiri. banyak kepala, tak saling kenal, asing satu dengan yang lain. kalaupun ada dua kepala yang saling kenal dan saling memandang, mereka  sama sekali tak menyadari, atau tak sudi mengakui, bahwa keduanya sama sama milikku, selalu berbagi tubuh dan waktu.
atau, jangan jangan kaca yang tak mampu menunjukkan kebenaran berdasarkan dugaan. bisa jadi kacalah yang bersalah, tak mau melihatku secara utuh. aku harus tahu. harus kubuktikan aku tak salah menduga diriku sendiri. bila benar aku punya banyak kepala, tak apa kiranya kupecahkan salah satu yang sedang menatapkau lewat kaca.
maka kukepalkan tangan, kuhantam kaca kuat kuat. pecah. kini ada banyak kaca. berserakan dengan ukuran berbeda. aku tak tahu, baiknya lega atau cemas ketika kutemukan banyak wajah pada banyak kaca. setelah kupecahkan selembar kaca menjadi banyak serpih, kaca tak lagi berdusta. setiap pecahan kaca menunjukkan setiap kepala yang kupunya. banyak kepala berwajah sama. pada setiap kepala terdapat sepasang mata dan telinga. semua pandangannya berisi tanya, dan gema teriakan kaca ketika kepalan tanganku menyerangnya*