Selasa, 13 Mei 2014

*

jika suatu ketika sunyi bosan menyendiri.
bagaimana mungkin terjadi.
bukankah semua mesti manusiawi supaya pantas dicintai.
kuulangi lagi, jika suatu ketika sunyi bosan menyendiri. ingin mencoba suasana baru, ingin menyapamu. begitu inginnya hingga tak menghiraukan akibat apapun.
kalau hanya menyapa, kukira tak apa apa. aku baru tahu sunyi ternyata lebay.
selirih apapun suaranya, sebuah sapaan sanggup melenyapkan sunyi hingga tak bersisa.
sapaan hanya sekejap. bahkan percakapan paling menyenangkan tak akan bertahan selamanya.
ya. pasti ada jeda. ada lelah. ada batas. ada bosan. ada diam..
nah. jadi apa susahnya beramah tamah sebentar. apa yang pantas dicemaskan sunyi saat bosan menyendiri, selain takut menyenangkan diri sendiri. atau jangan jangan, sunyi tak percaya diri untuk menyapa siapapun yang dijumpai.
mungkin benar. masih ada lagi, sunyi takut kehilangan dirinya sendiri.
kalau begitu, makan tuh sunyi. tak perlu basa basi.
mestinya kaubilang dari tadi.
kukira sunyi sungguh bosan menyendiri.
sunyi menyangka kau mengerti.
aku mengerti. sunyi saja yang ribet sendiri.
mungkin kau benar. tapi bukan itu.
bukan itu, apalagi. sunyi boleh menyendiri sepuas hati, tak akan ada yang peduli.
mungkin kau benar lagi. tapi bukan itu.
bukan itu. bukan ini. serba salah bicara dengan sunyi.
maaf. sunyi menyangka kau mengerti bahasa hati.

apapula itu, bahasa hati. bisa bisanya sunyi.
maaf. sunyi menyangka kau mengerti bahasa hati. hanya dengan bahasa hati sunyi dapat bicara dan menyapamu ketika sunyi bosan menyendiri*