Minggu, 11 Mei 2014

*

pernah kubuang sebongkah kesalahan pada sebuah sudut yang kulupakan. seketika langkahku menjadi jauh lebih ringan. aku tak tahu menahu tentang siapapun yang sengaja atau tak sengaja menempuh jalan yang sama denganku, sudut yang sama yang tidak kuingat dengan tepat. sebongkah kesalahan yang kubuang mungkin tak dikenali sebagai sebongkah kesalahan oleh siapapun yang bukan aku. bisa saja, sebongkah tak dikenal di sudut jalan dikira sebagai sebongkah kebenaran oleh siapapun yang kebetulan melihat, siapapaun yang mungkin kelelahan setelah berjalan cukup jauh demi mencari kebenaran yang ia sendiri tak tahu pasti bentuk dan tempatnya.
tak salah, siapapun yang menemukan lantas memungut sebongkah tak dikenal yang terlantar di sudut jalan, mungkin terjatuh, atau sengaja dibuang karena sudah tidak dibutuhkan. bagaimanapun juga sebongkah kesalahan yang pernah kubuang akhirnya akan menemukan tuan yang baru. siapapun yang bukan aku yang merasa iba, berniat baik untuk tak menjadikan apapun sia sia, menyimpan ide berbeda tentang sebongkah tak dikenal yang tergeletak di sudut jalan.
siapapun yang bukan aku dan sebongkah tak dikenal kini adalah teman seperjalanan, seperti yang dahulu terjadi denganku dan sebongkah kesalahanku. aku tak tahu menahu tentang itu. seandainya aku tahu, tentu akan kupasang sebuah papan dengan tulisan, jangan membuang kesalahan di manapun, di setiap sudut, atau kunasehatkan kepada siapapun yang kutemui di perjalanan supaya tidak memungut sebongkah tak dikenal betatapun mungkin bermanfaat. sekali lagi kukatakan, aku tak tahu menahu. aku hanya senang dapat berjalan lebih cepat, setelah membuang sebongkah yang tidak lagi kubutuhkan di sebuah sudut yang kulupakan*