Selasa, 07 Mei 2013

tralala

belajarlah berdusta dari sebotol anggur. kuingat nasehatmu sebelum menenggak. tepat pada saat mengenal sebuah dusta, kebenaran membentang. jadi kenapa harus mengatai seseotang berdusta, kalau dustanya menjadi satu satunya petunjuk jalan kebenaran. mabuk atau tidak mabuk ketika menemukan barat dengan sendirinya mengetahui letak timur. sederhana sekali. anak kecil juga tahu.
apakah hal hal macam itu cukup berkelas untuk manusia yang ingin menunjukkan arah. mana yang lebih baik, pura pura buta atau sembunyi di dalam gua supaya boleh bicara padamu sambil tengadah ke atah fajat. matahari itu, lebih senang terbit atau terbenam. anak anak kelihatannya gembira pada saat matahari geram, meremas awan hingga deras bercucuran. anak anak belum belajar berdusta dari sebotol anggur.
perlu waktu ratusan tahun untuk menjadikan sebotol anggut berkualitas bagus. sebotol anggur yang sanggup mengajarkan dusta yang benat benar sempurna. tapi aku malah berharap mati muda, mati sebelum sempat bertemu botol anggur manapun.
matahari tidak pernah terbit, tidak pernah tenggelam. entah senang atau tidak, matahari selalu terjaga, mungkin merasa sakit kepala melihat putaran bumi yang tanpa jeda. dan sebotol anggur setua apapun tidak bisa bicara, apalagi mengajari berdusta.
kambing kambing hitam mengunyah rumput dengan riang, sepertinya sama sekali tidak memikirkan kematian.
kalau tahu begitu sejak dulu, pasti tak akan kubuang buang waktu membaca buku. kalau tidak membuang buang waktu membaca buku pasti aku tidak tahu.
hahaha.
aku tambah sayang kalau kau ketawa.
tralalalala*