Kamis, 23 Mei 2013

benang

menulis adalah dengkur, membaca adalah tidur. tidak semua penidur mendengkur. yang tidak mendengkur tidak tertidur. banyak sekali yang dibutuhkan untuk merasa nyaman, salah satunya adalah menemukan perumpamaan. dapat pula dijadikan alasan merasa waras, mampu menemukan ikatan sebab akibat. maka manusia berusia lanjut seringkali dilukiskan sedang asyik merajut. apa saja, rupa rupa pembungkus tubuh. merangkai bentuk bentuk dari garis lurus yang digulung karena terlalu panjang dan menyusahkan jika direntangkan..
aku tidak tahu kenapa harus berkata kata kepada diriku. cuma untuk menjadi pendengar dan mendengar dengan benar. supaya tetap waras. jaman tidak pernah edan. manusia edan dengan seenaknya mengatai jaman edan. aku mungkin manusia edan yang kasihan kepada jaman, yang pasrah dan tenang tenang saja.
hanya untuk menjadi pendengar dan mendengar dengan benar, akan kukatakan segala yang semrawut dalam kepalaku.
seharusnya aku malu memakai baju. terus terusan berusaha membuatmu terharu. sudah kepalang basah, sekalian saja berenang. kutemukan alasan mengapung di tengah gelombang, basah dan berkilau. aku mau tenggelam setelah mengatakannya padamu.
hujan sepanjang jalan. satu sloki arak menggetarkan kehangatan. kau dengar, kukatakan berulang ulang yang sangat ingin kutuliskan. kau membaca nafasku. aku menulis langit, awan, hujan. kau membaca nafasku. serupa dejavu, aku seharusnya malu terus menerus berusaha mengerjakan sesuatu untukmu karena satu alasan yang tidak mampu kukatakan sebelum ternggelam*