Kamis, 02 Mei 2013

penjual alasan

penampilannya mirip pedagang yang kehabisan hasrat berjualan. kelelahan menawarkan barang, tapi tak ada seseuatu yang dibawanya. kalau masuk akal tak akan ada yang memperhatikan, rasanya aku pernah dengar kau mengatakannya sambil lalu, sambil menggerakkan permainan dengan jarimu. aku selalu bawel saat tidak kauperhatikan. saat aku bertanya siapakah dia, apakah yang dijualnya, berapa harganya. suaraku mirip bunyi kertas yang diremas sebelum dibuang, catatan yang hendak dilupakan. pada awalnya segalanya bermakna, sebelum dipahami dengan sungguh hati. pelan pelan memudar ditelan pendar sinar matahari, bara api, atau kehangatan arus listrik. pantas saja si mirip pedagang kelelahan, yang dijualnya bukan barang kebutuhan dan setiap orang dapat memetiknya cuma cuma sebanyak yang diperlukan dari pohon pengetahuan. lebih baik aku berbaring, membaca ulang tahun tahun bahagia. di bawah lampu yang setia menuruti kehendakku*