Sabtu, 25 Mei 2013

madar

aku berjalan di bawah keteduhan. menghindari bayang bayang. matahari tidak putus asa mencari celah. di antara reranting dan dedaunan untuk mengatakan, ini siang. yang selalu ingin menyenangkan, menerbangkan angan, aku tidak sendirian. tak ada yang setulus bayang bayang meninggikan badan.
bayang bayang bergetar, aku tertawa dalam kemarahan ketika menemukan bayang bayang setia kepada semua orang, juga mereka yang mengacuhkan cahaya matahari.
nah, kau tahu, bukan aku. matahari itu yang menjadikanku selalu bersamamu, bayang bayang berdalih. matahari sanggup menerobos setiap celah, melelehkan setiap awan agar aku tidak hilang, bayang bayang menambahkan.
aku tertawa semakin panjang dalam kemarahan lebih besar, kalau tak ada aku, matahari paling terikpun tak akan mampu menjadikan kau.
bayang bayang menyusut sesaat. reranting, dedaunan dan matahari memainkan keteduhan, seakan akan tanpa tujuan*..