Kamis, 21 Maret 2013

raze

jalan buntu menujumu tidak berujung. tak kutemukan di mana kebuntuan yang kerap dikeluhkan mahluk hidup lainnya. aku terus berjalan menyusuri jalan buntu tanpa terhalang sesuatu yang menghentikan langkah langkahku. seandainya aku buta, pasti aku menabrak sesuatu semacam dinding pembatas yang membuat mereka memberi nama jalan buntu pada seruas jalan menujumu. tapi tidak, langkahku tak terhenti apapun. atau mungkin ada lubang teramat besar di ujung jalan yang telah kulewati tanpa kusadari. mungkin aku mengecil, sangat mengecil sehingga dapat melewati celah sempit menembus kebuntuan jalan. serupa angin. mungkin aku menjelma mahluk kasat mata yang sanggup melintasi batas dan sekat begitu saja. mana yang tepat, aku tidak paham. aku hanya tahu jalan buntu kehilangan makna. aku berjalan, menujumu. merapatkan jarak dengan memindahkan diriku. menujumu. kelak jika aku sampai padamu akan kuceritakan tentang jalan yang telah kutempuh. kau mungkin bisa memberitahu tentang jalan buntu tanpa ujung yang mengantarku padamu.
oh, alangkah banyak yang ingin kukatakan. oh, tiba tiba terlintas dalam pikirku, kau dan aku akan mempunyai percakapan tanpa ujung, persis seperti jalan buntu. mungkin itulah sebabnya, kau dan aku meruntuhkan semua penghalang tanpa sengaja, tanpa kehendak. aku bahkan bisa bicara tanpa suara, denganmu. kau mendengar makna tanpa kata kata. hore, aku senang sekali memikirkannya, sampai sampai melompat tinggi tanpa menggerakkan kaki*