Senin, 18 Maret 2013

impulsive

Udara mencair. Aku berenang di dalamnya dan tertawa. Rasanya tidak serupa air, tidak dalam, tidak dangkal, tidak bertepi. Aku berenang tanpa henti. Menyelam, mengapung, menyemburkan gelembung gelembung tidak berpenghuni. Begitulah rasanya. Kau tidak tertawa, menggelengkan kepala tanpa kata. Tembok tembok ikut mencair, mengeruhkan air yang bukan air.
Sampai saat itu aku belum tiba di dasar dan terus menyelam tanpa kehabisan nafas. Kutemukan aroma dari lubang hidungmu di setiap riak dan gelombang. Kau tidak mengangguk. Tidak berenang di udara bersamaku. Dan aku tidak berharap udara membeku, tidak dalam mimpi sekalipun. Berenang rasanya sep erti terbang. Dengan mata terbuka. Kulihat kau menatapku. Tanpa kata*