Selasa, 12 Maret 2013

koma

Aku selalu kanak kanak, menciptakan dunia dari sebuah bola. Menunjuk sebuah titik, di sini rumahku. Kemudian bola kulontarkan, melambung tinggi, melayang sebentar, lalu mendarat. Kupungut kembali bola, kutunjuk lagi sebuah titik pada permukaan lengkungnya. Rumahku tidak pindah, aku mengenalinya dengan tepat. Bola tidak mengatakan aku salah menunjuk tempat. Rumah. Remahan biskuit menutupi atap rumah. Kutemukan rumahku pada seluruh bola di dunia. Ibu mendekat, mengusap telunjukku dengan jari jarinya. Tapi rumahku masih melekat di sana. Aku selalu kanak kanak. Berkata aku pulang setiap kali menghisap jari. Kanak kanak selalu melempar dan memeluk bola bergantian. Rumah rumah menerbangkan remah remah.
Kemudian ada yang berkata rumah berada di dalam dada. Kanak kanak tidak mencerna. Bumi bulat, bola bulat. Rumah terbit tenggelam. Bau bedak yang manis. Remah remah biskuit. Bole plastik. Ibu yang cantik. Kanak kanak selalu memelukku serupa aku memeluk bola, menciptakan dunia di dalam rumah. Titik titik pada bola dunia. Titik titik. Titik titik. Titik titik menemukan lengkung kecil*