Minggu, 21 April 2013

masa kecil

kau menggandeng tanganku menyeberangi jalan pulang setelah menjenguk masa depan yang sedang sakit demam. sekujiir tubuhnya penuh ruam kemerahan, tidurnya penuh igauan, memanggil nama nama kota pada peta kita. yang merasa sia sia. matamu menerangi mataku, membutakan siang.
sepasang debu tidak pernah menemukan jalan buntu. kau menggandeng tanganku menempuh jalan bebas hambatan. waktu demi waktu menggigil, hangat dan bergetar. tiba tiba terjaga, berdiri tegak di hadapan sepasang bintang.
butir butir kacang merah dalam mangkuk es krim tak sabar menungguku menyelesaikan lamunan. dua ekor kelinci putih belompatan di ujung selimut biru, di antara sulaman bunga di bawah garia garis benang yang mencoba menjadi awan*