Sabtu, 20 September 2014

the truth teory

arak dan air sama sama jernih. kucari isyaratmu, sebutir hujan, selamanya tak ada yang menyakitkan. kucari kesalahan, kusangka kausembunyikan kebenaran. disergap akal, dihalangi kemujuran. mestikah kupilih jalan pintas, dari neraka ke surga, antara sesat dan nikmat. air dan arak sama sama jernih. di matamu kulihat seekor ular hati hati meletakkan telurnya, menimbunnya dengan tanah, memercayakan buah hatinya kepada bumi.
air mata atau mata air, mengalir saat kubasuh wajah. jangan jatuh iba padaku yang jatuh cinta. atau akan kujadikan kau sebingkai kaca, tempatku mengurung gambar wajahku, menghalangi debu mengusap gambar rambutku. maukah kau menjaga gambarku, sementara kucoba menyelesaikan gambarmu.
arak atau air sama sama jernih, kertas dan kuas tak berteriak, saat kutuangkan arak untuk melarutkan cat. tak ada yang tak paham kerinduan. aku menggambar wajahmu. nanti akan kukecup, kubiarkan jejak bibirku melekat pada gambarmu. ingin kudengar kau berbisik, air atau arak sama sama jernih*.