Senin, 29 September 2014

chit chat

aku tidak memilih mencintaimu. aku mencintaimu, melihatmu dalam segala sesuatu. tentu cintaku cuma sebesar diriku, tak sebanding denganmu. tapi mataku tak dapat mendustai hatiku, hatiku tak dapat mengelabui penglihatanku. saat segalanya muram, kulihat kau dalam remang. saat terang, kau tak menyilaukan. apakah ini kseombongan, atau hanya usaha sia siaku untuk mengendalikan kecemasan. adakah yang sanggup mencintai dengan hikmat dan kebijaksanaan. sedangkan mereka yang memimpin sebuah bangsa juga tak luput dari kesalahan. apa yang kauharapkan dariku, katakan atau tunjukan, atau kau sengaja membiarkan aku terjerumus kekacauan. hanya agar aku sedikit belajar, bagaimana caramu melihatku. minum arak, mengumbar maaf, menikmati penyesalan, menumpahkan kerinduan. karena atau sebab, menjadikannya demikian. kau melihat segalanya, dengan apa. apakah aku buta, hampir gila, mabuk. aku tidak terpuruk, tidak pula muntah, tak peduli sebanyak apa kutenggak, aku tetap mampu berdiri tegak. betapa hebatnya ginjal, lambung dan hatiku, buatanmu. semua buatanmu. memuakkan menjadi kebal dan bebal. ini kesombongan, kemunafikan, kekhilafan, kesesatan, kehilangan. seandainya aku di jalan benar, kau akan mengulurkan tangan. cinta tidak sama dengan belas kasihan. kata siapa. entah. dapatkah cinta disamakan atau tidak disamakan dengan selain cinta.
definisi kehidupan sangat sederhana, menikmati makanan tanpa rasa lapar. kau harus puas menyelam di kedangkalan. kenapa kesadaranku belum juga hilang. mestinya aku mabuk, mabuk cinta. nyatanya belum bisa. akibatnya, kau masih membaca, aku mencintaimu...bla...bla...bla*