Selasa, 16 September 2014

bebal

aku menyerah, bukan mengalah. kalau kau paham, kau saja. aku cuma membaca hati, bukan menulis mimpi.
belum hatimu, hatiku sendiri masih buram kubaca, kalimatnya acak acakan. nanti, setelah kutemukan bagian yang kuabaikan. kukira hatimu baru akan mulai kueja, pelan pelan. serupa sehelai daun tenggelam. kau dapat mendengar aku berbisik, sejuk. sejuk, arusmu, persis seperti mimpi yang sempat kuingkari ketika tidak sendiri. aku menyerah, sebelum dikalahkan sesiapa. kau tertawalah, agar kudengar bel tanda pulang berdering nyaring, tanda usai belajar. kau benar, siapa ingin pintar, tak kuangkat tangan*