Selasa, 05 Agustus 2014

mengukir air

bagaimana aku dapat berpikir sambil berzikir. dalih lagi. bagaimana jika ternyata aku tidak berzikir, hanya berpikir aku dapat berzikir. berpikirpun aku tidak mahir, berzikir lebih sulit dari berpikir, bagaimana mungkin. tak ada penggoda selain aku. sigaret, kopi, arak, hari indah, cuaca cerah, wajah cahaya, suara hangat, opera, tari perut, busung lapar, ledakan, bola kristal, sebutkan segala yang memikat tanpa jeda, hingga kehabisan nafas. segalanya tidak menggoda. aku satu satunya, tak henti menggoda kau saja. kau tanyalah seperti apa. biar kujawab, seperti apa. aku tahu seperti itu seperti aku. ada berapa banyak kesamaan yang kebetulan benar.
namamu belum selesai kuukir pada air mengalir. jangan katakan tidak mungkin, mengukir namamu pada air mengalir. sebelum berhasil, biarlah waktu bergulir, air terus mengalir, tanganku sibuk mengukir, wajahku belum pantas dibebaskan dari debu dan jejak kerutan yang kuciptakan saat berpikir, bagaimana mungkin*