Jumat, 15 Agustus 2014

*

tombol paling besar pada keyboard telah berlubang, untuk kesekian kali. ada tiga perokok aktif yang salah satunya seharusnya tahu menahu tentang lubang pada tombol spasi. dengan kata lain seseorang pasti pernah melubangi tombol spasi, sengaja atau tidak sengaja belum dipikirkan, apalagi dituduhkan. tombol spasi nyatanya terlanjur bolong akibat tersulut ujung yang menyala atau tersentuh segumpal bara yang terjatuh, pasti pula dari sigaret atau kretek. bukan pertama kali terjadi, sudah beberapa kali, tak ada yang menghitungnya, hanya ingat bahwa sudah pernah tejadi. katiga orang perokok yang biasa menggunakan keyboard juga sudah pernah saling melemparkan tanya, siapa bertanggung jawab kalau keyboardnya rusak lagi, untuk kesekian kali. tiba tiba terpikir oleh seseorang, bahwa sesama manusia, sesama perokok pula, tak baik saling curiga, sangat tak baik saling menyalahkan bagi kaum sejenis yang senasib, sama sama berpeluang melubangi sebuah tombol tak bersalah. lebih baik memusatkan perhatian pada keyboardnya, dia satu satunya yang tak sanggup menjaga dirinya, membiarkan salah satu tombolnya berlubang, yang terpayah adalah tak dapat mengatakan atau menunjukkan kebenaran kepada setiap manusia yang setia menggunakan dan mengandalkan fungsi sempurna setiap tombol keyboard untuk menyuarakan atau menuliskan apa saja yang ingin didengar atau dibaca. keyboard cuma bisa pasrah, malah sebenarnya tidak pula pasrah. tidak bisa pasrah dan tidak pasrah, tak ada bedanya untuk suluruh keyboard di dunia, sama dengan pasrah. ketiga manusia perokok yang sama mungkinnya pernah melubangi tombol keyboard ternyata pasrah dengan cara berbeda. cara mereka. tidak mempermasalahkan sebuah lubang pada tombol di keyboardnya, tidak merasa bersalah, selalu memperlakukan semua tombol pada keyboard dengan adil.dan sama rata, seolah olah tak ada lubang, tak pernah menciptakan lubang pada bagian manapun dari keyboard. bagaimanapun semua keyboard, utuh atau berlubang, lebih beruntung, tidak bisa, tidak pasrah atau pasrah, tak ada bedanya.
faktanya sebuah kenyataan sederhana dapat dituliskan dengan panjang , dibikin berkesan, membosankan, dijadikan perumpamaan dan kiasan, dijadikan ulasan, disisipkan pesan. semuanya cukup lumayan, sekedar mengisi waktu luasng. lebih tepat mengisi atau membuang, waktu luang. asalkan dapat membuat suapa saja bertahan hidup. masa manusia kalah sama keyboard berlubang, ini pertanyaan atau sindiran. terserah, yang penting berguna, setara dengan konsultasi atau terapi kejiwaan bagi setiap manusia yang kecewa, merasa terbelah keyakinannya oleh kalimatnya sendiri, berani mati tapi takut bunuh diri. apakah berani mati tapi takut bunuh diri sama dengan pengecut, plin plan, normal atau beriman. coba tanyakan pada lubang di tombol spasi, sejauh ini keyboard selalu tawakal, mau mengerti dan sanggup mewujudkan harapan manusia yang pernah menitipkan kesan dan pesan pada tiap tombolnya*