Minggu, 24 Agustus 2014

kuncup

hanya ada aku, duduk manis, berdiri tegak, tidak paham. ternyata ada jam, kutemukan setelah aku berdentang. lalu pintu, mengetuk ngetuk jidatku. di atas lantai, yang tak pernah putus asa mengajakku melangkah. hanya di dalam ruang, beratap tinggi, dindingnya mencuri dengar semua yang telah kutelan.
lidahku mestinya membakar diri, mengundang piring, pisau dan garpu, mencantumkan namaku pada daftar menu.
ruang tunggu, sebenarnya tidak sedang menunggu. ruang rindu, sebanarnya tidak bertemu.
bau bahasa hidung, kaku bahasa tubuh. rahasiakan kebaikan, kata tangan kanan. jangalah kebersihan, kata tangan kiri. tak kenal maka tak sayang, alasan angan angan.
tiktok tiktok. titik titik berdebar satiap kali terhubung, demi sebuah gambar. bisa apa atau siapa saja. bahasa bunga tak takut layu. hanya ada waktu, mengalir, mencairkan tanah, tidak mengenal. menemukan matahari di atas tengah hari.sibuk menggambar bayang bayang. pendek dan hitam*