Minggu, 06 Juli 2014

malam minggu

malam membisu. tidak berbagi keluh dengan siapapun. akhir pekan sedang dirayakan di sepanjang jalan. oleh manusia manusia yang terpikat pada pencarian. teman, kebersamaan, kesenangan, mereka berkumpul di bawah lampu. seperti pencari menemukan pencerahan, pencari bertukar cerita, penemuan yang didaur ulang, kesimpulan dan kemungkinan melompat, saling bertukar tempat. persis sepekan silam atau sepekan yang akan datang.
manusia seakan dirancang untuk mencari tempat, merapat, berdebat, sepakat, terikat, sebelum wafat. kenapa, kenapa bukan mengapa, mengapa, mengapa bukan begaimana.
aku hanya ingin bicara dengan kau saja, yang membisu serupa malam ini. yang membangunkan pagi serupa mimpi. hidup macam kutukan, dan ini bukan keluhan. kutukan yang hanya punah oleh satu ciuman kematian. manusia dikutuk untuk mempertahankan kutukan, dengan segenap daya, dengan segala upaya. semangat adalah musuh terkuat.
malam membisu, tidak terusik sedikitpun oleh kalimat kalimat buruk yang disusun seorang manusia yang tak tahu mesti mencari apa. manusia yang menghabiskan waktu untuk mencoba menciptakan keprihatinan untuk tanah dan debu yang dikutuk menjadi dirinya.
hahaha, cukupkah berlebihan. lumayan, cuma lumayan. sukup menyesatkan lampu menerangi jalan jalan tak bernama. anak anak bermain di sana, berlarian, berkejaran, saling melontarkan tanda tanya. tanpa kenapa, mengapa atau bagaimana. hanya tanda tanya, tidak terikat kata, berloncatan di atas semua kalimat yang tak pernah dapat menangkapnya*