Kamis, 31 Juli 2014

*

dapatkah seorang perempuan bersaing dengan tuhan. tanya seorang perempuan kepada seorang lelaki pecundang. karena sia sia bertanya pada tuhan, yang katanya maha penyayang, tapi selalu diam. seorang perempuan ingin jawaban, kalau dapat, seorang perempuan bersedia mengerjakan apa saja untuk mengalahkan tuhan dalam hal menyayangi seorang lelaki pecundang. apa saja, telanjang, oral, anal, sembahyang, membaca dan menghapal kitab kitab, berdebat, pura pura sepakat, tirakat, nekat, bersekutu dengan setan, berkorban jiwa raga, mati matian hingga mati sungguhan. yang mana, dapat dikerjakan seorang perempuan untuk menyaingi tuhan. bahkan setan dan seorang lelaki pecundang mendadak diam, pura pura jadi tuhan saat seorang perempuan bertanya, dapatkah seorang perempuan bersaing dengan tuhan. setidaknya pertanyaan seorang perempuan sempat menyita perhatian seisi semesta. memang tak ada yang berani memberi jawab, benar atau salah, sebaiknya pura pura tidak paham. mereka semua, termasuk setan dan seorang lelaki pecundang yang mendengar pertanyaan seorang perempuan malah bertanya, kenapa tuhan menciptakan seorang perempuan kurang ajar. tuhan selalu diam. seorang perempuan yang bertanya kepada seorang lelaki pecundang, sedikitpun tak keberatan menjadi kurang ajar jika dengan begitu seorang perempuan dapat bersaing dengan tuhan, hanya dalam urusan paling sepele di jagat raya, menyayangi seorang lelaki. mungkinkah tuhan akhirnya tak tahan, seorang perempuan kurang ajar akhirnya tak sabar menanti jawaban, demi menghalau keputus asaan, seorang perempuan membayangkan tuhan diam karena bimbang, haruskah menyesal karena telah menciptakan seorang perempuan kurang ajar, tidakkah dunia akan jauh lebih baik bila tak ada perempuan, setidaknya seorang perempuan kurang ajar, bila seorang perempuan kurang ajar dimusnahkan demi kebaikan apakah tuhan akan tetap dikenal sebagai tuhan sang maha penyayang. seorang perempuan mengerutkan keningnya, seorang perempuan kurang ajar tetaplah cuma seorang perempuan, dapat merasakan sakit kepala, sakit hati, sakit jiwa, sakit cinta, hingga mau muntah*