Senin, 28 Juli 2014

*

kau maha besar kau maha besar kau maha besar. riuh sekali. untung kau tak dengar, karena kau maha besar. aku suka kembang api, seolah olah langit digebrak berkali kali, hingga retak dan butuh di las. sering kuihat tukang las bekerja, mengolah logam, mengendalikan selang berujung letupan panas, mengarahkan cahaya bersuhu tinggi. apa yang terjadi di atas sana, tempat kembang api bermekaran, cahaya warna warni muncrat, lenyap sebelum jatuh menyentuh tanah. kelihatan indah, kelihatan wah. bau manis asam arak terendus tajam. mabuk kemenangan sebelum perang, tanpa perang.
jika kau maha besar, aku pasti kautemukan. aman, tidak tersesat, hanya berserakan. seperti bintang di langit atau pasir di gurun, sesuatu yang selalu terhampar, medan pertempuran yang tak pernah berperang. tak pernah merayakan kemenangan. tak dapat berseru atau mendengar seruan, kau maha besar, kau maha pendengar. hingga akhir jaman*