Selasa, 01 Juli 2014

*

kekuasaan tidakkah membosankan. lucunya yang mengatakan adalah orang yang tak punya kekuasaan apa apa selain bermain kata. itu juga bukan kekuasaan, hanya kebiasaan atau mungkin juga latihan. senangnya, pada akhirnya seseorang berhasil menjadi bosan dengan kebiasaannya, sesuatu yang telah dikuasainya, meskipun mungkin hanya itu satu satunya kebisaannya. ia bosan. hahaha. ia ingin jingkrak jingkrak setelah menyadari bermain kata akhirnya membosankan baginya. apakah itu berarti ia telah menguasainya, atau justru terbebas dari jerat kekuasaannya. ia masih bermain kata meski bosan. ia bosan bermain kata meski bisa. ya tuhan, kasihanilah ia, lebih banyak dari rasa kesihannya pada tuhan. tuhan maha kuasa, selamanya maha kuasa, jadi maha bisa, bisa tidak pernah bosan.
ia tahu, baginya sama saja dengan sok tahu, ia harus meninggalkan segalanya selagi masih nikmat. demi kenikmatan selanjutnya. seperti minum arak. seperti mendaki langkah demi langkah, atau anak tangga. tak akan ke mana mana jika tidak beranjak. mau sampai kapan menikmati menulis dan membaca, seandainyapun sangat berharga, selalu ada lebih banyak yang tak terlihat. pergilah. pergilah. pergilah. tinggalkan, atau ia akan lupa sama sekali bagaimana caranya menikmati dengan sepenuh hati.
ia ingin membujuk dirinya dengan kalimat, sebenarnya belum selesai, belum menguasai. kenapa harus berhenti, kopi selalu nikmat, juga sigaret dan bicara dengan diri sendiri. ke mana lagi hendak berlari, hendak sembunyi, mau jadi pengecut atau pengkhianat terhadap kata hati. tapi hatinya terlalu banyak berkata kata, ia tak tahu mana yang sejati dan pantas dituruti. ia pernah membaca, diberkatilah mereka yang mengalami saat saat ragu. ia butuh menikmati keraguan, jika tidak ingin terjerumus dalam kesombongan. melihatnya memandang dunia dan dirinya, siapa saja baiknya tertawa. apapun yang dikatakan, dituliskan, diragukan, diputuskan olehnya, tak akan mengubah apapun. jadi kenapa harus dirumitkan. justru itu, karena apapun juga, sama sama tidak bermakna, jadi rumit. jika ia tahu di mana ia akan menemukan makna, entah apa, tak akan rumit, ia akan berjalan lurus ke arahnya. justru karena semuanya sia sia, ia mesti merumitkan dirinya, mengisi kesia siaannya dengan sesuatu yang membuatnya merasa hidup.
lihat anak kucing itu, menatap dengan mata hitam berkilat, menggerakkan kaki depannya untuk mendapatkan perhatian. betapa lucu dan menghibur. ada beberapa menit dalam kehidupan si anakkucing yang mengirimkan ingatan atau kenangan penting untuk seseorang. anak kucing itu mestinya tak tahu apa apa tentang alam semesta*