Selasa, 01 Juli 2014

keikhlasan

separuh muak, separuh memuja. begitu perasaanku bila kau sudi bertanya. untuk membuktikan segala yang kaupamerkan bukan cuma bayang, bukan cuma sayang. kau tahu, betapa sempit dunia dibanding hasrat manusia. jangan pakai perasaan, selalu kausarankan untuk menentukan jalan. jalan ke mana. kau tak butuh tujuan. mengikutimu aku bisa edan. jangan, katamu, aku tak berharap.
kita menikmati bulan yang sedang tak kelihatan, membakar ikan di tepi kolam. asapnya gurih, mataku perih. ada yang selalu menunggu, ada yang selalu ragu, ada yang selalu lucu, ada yang selalu pilu. haruskah minta ijin untuk terharu. pada kehidupan segar bugar atau manusia mansuia sekarat. kau melihat mereka sedang sibuk berdebat. aku mendekat, meraih pemantik di celah rumput. kau mengangguk, untuk apa, tanya yang mana. apakah aku boleh bersandar. apakah kau punya lengan untuk menopang. jantung untuk berdebar. catatan untuk dibakar. atau hanya kepalsuan yang kaubaca pada sepasang mata yang mencoba mengisyaratkan kepasrahan, karena sungguh sungguh lelah.
di sana juga ada matahari sedang bersembunyi. udara melahap semua aroma, asap gurih, asap pahit, bau rambut, kehangatan dari rongga mulut dan hidung. dia mendengar segala, suara dan senyap, menelannya bulat bulat, menjadikannya bahan bahan untuk bertahan hidup. tengah malam telah lewat, sekali lagi aku selamat. separuh tidak membunuhku, apapun itu. kau belum peduli. aku mengendalikan diri, kuda, anjing atau singa. darat atau laut. betapa mahirnya manusia menamai penghuni dunia. tiba tiba aku rindu membaca ensiklopedia, bila beruntung akan kutemukan kau di sana, memuaskan ingin tahu, menjelaskan dengan singkat segala yang ada dan nyata. sempurna dan sederhana.
separuh mesra, separuh manja. kau tempak bahagia. atau kebahagiaan sebenarnya lupa pada segala peristiwa. kau cantik saat kecewa, kau tak mengatakannya. kau menyayangi semua bayang, kerena mudah hilang dan selalu datang. berapa kali aku harus mengulang kesalahan, tak kaupermasalahkan. aku mengharapkan hujan bintang, kering dan terang. aku tak ingin kehilangan kau, satu satunya yang dapat menghapus ingatanku. aku ingin membakarmu, bersama ikan dan sigaretku. bila asapmu merasukiku, menebarkan aroma gurih dan pahit di udara, sejauh apa kau terbang. untuk apa kutanyakan*