Sabtu, 26 Juli 2014

bukan roman picisan

di antara seribu ciuman, kusibukkan diri menciptakan satu roman paling picisan. kau masih sabar, harus sabar. hanya demi setangkup roti bakar. keluguannya akan memaklumi kemanusiaan. menyebut kerakusan sebagai ketulusan menyayangi kehidupan.
satu roman paling picisan melahirkan bocah bocah pencari pengakuan, bercita cita mengawetkan namanya serupa manisan atau ikan asin. tanpa peringatan tentang sakit gigi atau darah tinggi. menghabiskan terlalu banyak energi untuk bergidik kepada ketombe di kepalanya sendiri.
jangan bilang tidak, sebelum ciuman ke seribu satu kali. apakah satu malam untuk satu ciuman. kau harus sabar. demi perut perut ketagihan rasa lapar, kepala kepala gatal, perempuan pembual, kapal karam, perundingan, ratapan sebelah sandal.
kalau kau masih sabar, akan kutawarkan segelas minuman. squash atau air garam, yang mana bikin kau lupa daratan. kehausan sekedar kebetulan, atau isyarat kematian. hm, setelah seribu dua kali ciuman belum telanjang, bagaimana mungkin kau masih sabar*